Membangun Desa Bukan Sekadar Infrastruktur, Tapi Transformasi Manusia

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto berbincang bersama Merry Riana dalam program Podcast Friends of Merry Riana, Rabu (14 Mei 2025). (Ist)

Surumba.com — Pembangunan desa tak lagi cukup hanya dengan membangun jalan, jembatan, atau gedung serbaguna. Lebih dari itu, pembangunan desa hari ini dituntut untuk menyentuh sisi paling mendasar yankni  pemberdayaan manusia desa secara utuh dan berkelanjutan.

Hal itu ditegaskan oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, saat menjadi tamu dalam program Podcast Friends of Merry Riana, Rabu (14 Mei 2025).

“Kalau menurut saya Mba Merry, kata kunci pembangunan desa itu ada dua, yakni pemberdayaan dan pendampingan. Jadi kalau cuma kita kasih program pemberdayaan, tetapi tidak dilakukan pendampingan, hilang programnya,” kata Mendes Yandri.

Pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia desa harus menjadi inti utama, bukan hanya pelengkap dari proyek-proyek fisik.

“Atau kita lakukan pendampingan terus misalnya, tetapi tidak ada pemberdayaan, maka (warga desa) marah juga mereka. Makanya dua hal itu yang kita lakukan sekarang,” lanjutnya.

Keduanya, pemberdayaan dan pendampingan bukan hanya jargon, tapi satu paket kerja nyata agar masyarakat desa bisa mengidentifikasi potensi lokal, menyelesaikan masalahnya sendiri, serta menciptakan kehidupan yang lebih mandiri.

Di sisi lain, Menteri Yandri juga menyoroti kesenjangan fasilitas dasar yang masih dialami ribuan desa di Indonesia. Bahkan hingga saat ini, masih banyak desa yang belum memiliki listrik, sinyal telepon, atau fasilitas sanitasi yang layak.

“Pembangunan daerah tertinggal itu yang sedih kita. Masih banyak yang belum punya listrik. Belum ada sinyal, belum punya kamar mandi. Ada sepuluh ribuan desa, Mba,” ujar Mendes Yandri, dilansir dari laman resmi kemendesa.go.id. 

Dengan latar belakang sebagai putra desa di Bengkulu, Menteri Yandri paham betul bagaimana tantangan pembangunan desa bukan sekadar urusan infrastruktur, melainkan menyangkut akses, kesempatan, dan daya juang masyarakat desa itu sendiri.

Merry Riana pun memberikan apresiasi kepada Menteri Yandri sebagai figur inspiratif yang membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk memberi dampak.

“Pak Menteri ini contoh nyata, pemuda dari desa, dari daerah tertinggal bahkan, ya. Mimpi itu harus diperjuangkan, memperjuangkan sesuatu yang saat itu terbatas dan akses bahkan tidak ada ya, Pak Menteri,” ujar Merry.

Bagi Yandri, membangun desa bukan hanya soal memperbaiki fisik desa, tetapi juga menyiapkan generasi desa yang percaya diri, mandiri, dan mampu bersaing secara global. (Adm)

Bagikan: