Oleh:
Muhammad Risman, Pemuda Buton
Banyak birokrasi daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton yang memiliki semangat untuk membangun daerah. Tetapi tidak semua memiliki peranan lebih, mampu merangkul generasi muda lebih utama memiliki konsep pemikiran dalam pembangunan daerah. Selama ini, penulis melihat hanya ada beberapa kalangan pejabat birokrasi yang serius membangun daerah dengan ikhlas. Salah satunya, dialah Abdul Zainuddin Napa, Kadis Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Buton.
Bang Udin, begitu sapaannya akrabnya. Sangat dekat dan tidak membuat jarak kepada siapapun. Semua ia perlakukan sama, karena dalam pemikiran penulis selama bersama-sama (lebih setahun ini) mendiskusikan setiap konsep pemikiran kepada siapapun. Pembahasan-pembahasan selalu dilakukan di dalam ruang kerjanya, dari Dinas Pariwisata sampai saat ini masih tetap di ruang kerjanya ketika di Dispora. Banyak ide/gagasan yang dicetuskan pada saat berdiskusi dengan Bang Udin.
Kadispora Kabupaten Buton, bagi kalangan para aktivis dan masyarakat secara luas mengenalnya juga dengan istilah Si Rambut Putih. Sedikit cerita, beberapa hari lalu kami berdua ke Kota Baubau. Dalam perjalanan tiba-tiba Bang Udin sampaikan "Panjang mi rambutku ini ya, mau gunting kah tidak ya?" Mendengar itu langsung dijawab, jangan bang… Karena sudah menjadi ciri khas, rambut panjang yang putih kalau digunting maka tak akan ada istilah Si Rambut Putih. Juga kalau digunting nanti ilmu untuk memikirkan daerah ini bisa kurang", begitu kataku berkelakar.
Terwujudnya Kabupaten Buton sebagai kawasan bisnis dan budaya terdepan. Visi pemerintahan sejak periode pertama, Samsu Umar Abdul Samiun, SH. Kemudian dilanjutkan Drs La Bakry, M.Si Bupati Buton yang terus memperluas kawasan daerah dengan orientasi pariwisata dan budaya. Sementara untuk menjabarkan visi daerah tersebut Dinas Pariwisata merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), teknis eksekutif dalam menyusun program. Sehingga diperlukan kemampuan dinas tersebut, saat itu Bang Udin menjadi Kepala Dinas (Kadis) di Pariwisata.
Bang Udin adalah sosok yang berpikiran maju dan inovatif terhadap potensi yang dimiliki Kabupaten Buton. Sejak memimpin instansi Pariwisata Buton, ia ‘tancap gas’ memajukan potensi wisata yang ada, untuk mengangkat sebagai pusat destinasi berpengaruh di Tanah Buton. Pengembangan pariwisata daerah harus diorientasikan berwawasan internasional, karena sangat jelas bahwa Kabupaten Buton selain daerah penghasil aspal terbesar di dunia, juga memiliki potensi lain yaitu bidang pariwisata berbasis wisata bahari.
"Dengan pengembangan pariwisata, berharap dapat menggeser pandangan di masyarakat bahwa Kabupaten Buton yang terkenal sebagai penghasil aspal terbesar didunia nyatanya tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Maka dari pemikiran seperti itulah yang harus diubah dengan mengedepankan pembangunan kearah wisata yang nantinya dapat memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi," katanya di lansir dari DetikSultra, 2019 lalu.
Pada awal perkenalan, penulis mengkritisi terkait pelaksanaan Festival Budaya Tua (FBT) Buton tahun 2019. Melalui beberapa tulisan di media sosial (medsos), sampai beradu argumentasi namun ditanggapi dengan kepala dingin oleh Bang Udin. Itulah yang menjadi alasan kepada pria “rambut putih” yang sangat sederhana.
Pariwisata dan Kebudayaan ketika masih bergabung dalam satu Dinas/OPD, pada tahun 2013. Bang Udin bersama tim kerja teknisnya benar-benar berhasil, melaksanakan Festival Budaya Tua (FBT) Buton dan menjadi iven Nasional. Kabupaten Buton yang terdiri dari 7 Kecamatan, 83 Desa serta 12 Kelurahan memiliki karakteristik budaya berbeda-beda yang semua dipertunjukkan pada setiap FBT Buton secara berturut-turut sejak tahun 2013 dan menjadi agenda tahunan. Tidak bisa dipungkiri selain kerja tim serta para pihak lainnya akan sia-sia tanpa ide/gagasan dari Bang Udin, selaku Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buton.
Setelah Pariwisata dan Kebudayaan dipisahkan pada tahun 2016. Bang Udin tetap menjadi Kadis Pariwisata Buton, sehingga lebih fokus pada pengembangan wisata. Puluhan miliar rupiah anggaran dari pusat digelontorkan didaerah, untuk membangun program-program dinas Pariwisata. Sangat terlihat perubahan dengan menata ruang daerah-daerah pesisir sebagai kawasan wisata baru. Meksipun, tantangan yang dihadapi tidak mudah. Misalkan, penyelesaian pembebasan lahan. Pemkab Buton selalu berhadapan dengan masyarakat setempat. Namun kepiawaian ia “rambut putih” mampu menepis beberapa permasalahan itu sampai berhasil sesuai target.
Setelah lebih satu periode (5 tahun), Bang Udin menjadi Kadis Pariwisata dan belum lama dilantik sebagai Kadispora Kabupaten Buton. Keputusan pindah disebabkan semangat Bupati Drs. La Bakry, M.Si yang berharap, Kabupaten Buton menjadi Tuan Rumah Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Sultra tahun 2022. Dengan pengalaman mensukseskan penyelenggaran Festifal Budaya Tua Buton (FBT), hingga masuk menjadi program 100 Calender of Events (CoE) Kementerian Pariwisata. Sehingga ia sangat dianggap mampu secara teknis mengatur pelaksanaan dan mensukseskan Iven olahraga tingkat Sultra empat tahun sekali itu.
Semangat yang sama juga dijemput oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buton, dengan dilaksanakannya Audiens bersama H. Ali Mazi, SH Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra). Hariasi Salad, SH Ketua DPRD didampingi Anggota lain serta Dinas/OPD terkait di Kendari belum lama ini. Menyatakan, ada lampu hijau Pemerintah Provinsi (Pemprov) mendukung pelaksanaan PORPROV Sultra tahun 2022 di Kabupaten Buton. Namun, secara realisitis Bang Udin, mampu melihat situasi dan kondisi keuangan daerah untuk sementara ini tidak dapat dipaksakan. Sebab, masa pandemi Corona Virus Desease (Covid-19) virus corona, telah dinyatakan Pandemi di Indonesia dari bulan Maret sampai saat ini belum dinyatakan tuntas. Kewaspadaan mengikuti protokol kesehatan masih terus dilaksanakan.
Dengan pandemi itu, hampir seluruh anggaran pusat maupun daerah telah "habis" digeser demi pencegahan dan penanganan akibat dampak pandemi virus corona. Namun demikian, jika Pemkab Buton mengalokasikan anggaran untuk persiapan PORPROV Sultra 2022 dalam pembahasan APBD Perubahan 2020 dan APBD 2021. Akan mungkin dapat dilaksanakan di Kabupaten Buton.
Oleh karena itu menurut Bang Udin, dimana saja pusat penyelenggaraan tidak ada masalah, yang penting dalam wilayah kepulauan Buton, katanya dihadapan media. Apalagi, hampir semua daerah ini belum ada yang memenuhi syarat tekhnis minimal memiliki Stadion Tipe B, Kolam renang dan Wisma Atlet tersendiri. Tapi semua tergantung dari semangat daerah untuk membangun kebersamaan di Kepulauan Buton (Kepton). Pemikiran-pemikiran ia, kemudian penulis berpendapat untuk dijadikan inspirasi bagi semua kalangan pengambil kebijakan maupun yang berkepentingan pada daerah ini. Semoga ketika masa purna bakti sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Bang Udin mampu memberikan perubahan terhadap sistem pemerintahan daerah Kabupaten Buton.