Belum Setahun, Ruang Terbuka Hijau Rp8,6 Miliar di Kancinaa Rusak Parah

Tumpukan kerikil ini awalnya merupakan taman, kini lenyap terseret ombak akibat pendeknya talud yang dibangun. (Foto: SURUMBA.com).

SURUMBA.com - Belum genap setahun dikerjakan, ruang terbuka hijau (RTH) yang dibangun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Desa Kancinaa, Kecamatan Pasarwajo, Buton, Sulawesi Tenggara, sudah mengalami kerusakan parah.

Tak ada lagi keindahan yang nampak di RTH ini. Tamannya berganti tumpukan kerikil yang terseret ombak akibat pendeknya talud yang dibangun.

Begitu pula dengan jembatannya, kini telah ambruk. Sementara menara pandangnya tinggal menunggu waktu roboh akibat buruknya kualitas bahan bangunan.

Sisa jembatan RTH yang ambruk.

"Jenis kayunya mungkin yang kurang bagus. Jadi ketika (jembatan) diterpa ombak menjadi lebih cepat ambruk," kata Kepala Desa Kancinaa, Salimudin, sambil menunjuk kayu bekas penopang jembatan yang telah lapuk.

Menurut Salimudin, pengerjaan RTH di desanya selesai pada Desember 2019. Anggarannya disebut-sebut sebesar Rp8,6 miliar. Namun dia tidak mengetahui perusahaan pemenang kontrak karena tidak ada papan proyek ketika itu.

"Proyeknya dari Kementerian Lingkungan Hidup. Anggarannya yang kita dengar-dengar  kemarin itu 8,6 miliar. Tapi kita tidak tau siapa yang kerjakan karena tidak ada papan proyeknya," ujarnya.

Penopang jembatan yang telah lapuk.

Yang belum rusak di RTH ini tinggal menara pandang. Tapi walau tampak bagus di luar, bagian dalam kayunya disinyalir kropos. Ketika ditiup angin, menara bergoyang-goyang seperti hendak bakal  roboh.

Akibat kondosi ini, Salimudin melarang warganya untuk naik ke atas menara. Sebagai peringatan dia memasang imbauan menara akan roboh di samping tangga menara.

"Kayunya sudah lapuk. Kalau datang angin dia goyang sekali. Jadi rawan. Makanya kita larang keras tidak boleh naik ke sini," ucapnya.

Salimudin berharap, pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat melihat kondisi yang terjadi. Utamanya menara pandang yang dikhawatirkan dapat menelan korban.

"Kami berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk melihat kondosi yang terjadi di sini. Utamanya menara pandang ini, jangan sampai menelan korban karena kayunya ini sudah lapuk semua," harapnya.

Pemerintah Kabupaten Buton melalui Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), La Ode Masrul, ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah melaporkan ambruknya jembatan RTH Kancinaa ke KLHK.

Termasuk kontraktor yang mengerjakan juga sudah dihubungi pihaknya.

"Kontraktornya dari Jakarta. Dia juga masih menunggu dari kementerian,” katanya.

Menurut Masrul, pihaknya hanya mengawasi dalam pengerjaan RTH tersebut. Jadi yang bertunggung jawab atas kerusakan adalah kontraktor.

Kendati demikian, dia menilai pekerjaan jembatan RTH sudah sesui petunjuk teknis (juknis). Tim KLHK bersama DLH Buton sudah memeriksa dan memantau hasil pekerjaan tersebut. (man)

Bagikan:

ARTIKEL TERKAIT

POPULER

Lubang Lama, Dalih Baru: TPP ASN Buton Dua Tahun Berturut Jadi Korban Adm 05-06-2025 | 11:39AM