SURUMBA.com - Seiring kemajuan teknologi informasi, bisnis online juga ikut tumbuh merebak bagai jamur. Skemanya menggiurkan karena dipamerkan dengan penghasilan uang dan cepat. Padahal sebenarnya justru merugikan.
Seperti bisnis online Vtube yang tengah viral sekarang, ternyata masuk satu diantara 99 investasi bodong di Indonesia. Hal ini ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Satgas Waspada Investasi (SWI) sejak Juni 2020 lalu.
Kendati pada entitas September 2020 nama Vtube tidak kembali masuk dalam daftar investasi bodong, namun sebagaimana cara kerja SWI, sekali sebuah perusahaan masuk daftar tersebut, maka status ilegalnya tak dapat dihapus. Kecuali ada surat normalisasi dari SWI untuk perusahaan dimaksud.
Sebagaimana dilansir dari banyak sumber, sebelum munculnya Vtube, ada bisnis online serupa bernama Braderhud, Klikshare, hingga Memiles. Awalnya semua booming, tapi tidak lama kemudian berkasus. Member yang sudah terlanjur bergabung akhirnya rugi.
Belajar dari sini, masyarakat harusnya cermar; apa bisa dapat uang hanya dengan klik, melihat, dan menonton iklan? Tidak semudah itu mendapat uang secara online.
Skema Bisnis Iklan Online yang Sebenarnya
Konsep iklan online secara sederhana diumpakan seperti ini; produk A memasang iklan di internet. Kemudian, si pemilik produk A membayar (misal) Rp1000 kepada layanan iklan untuk setiap orang yang mengklik atau menonton iklan tersebut.
Apakah si pemilik produk ingin iklannya di klik orang? Tentu! Tapi, si pemilik produk pasti ingin iklannya ditonton dan/atau diklik oleh orang dengan harapan pengunjung situsnya berpotensi membeli produk mereka, bukan orang "suruhan".
karena dengan mengklik iklan tersebut seseorang akan mengunjungi situs si pemasang iklan. Orang yang berkunjung ini berpotensi membeli produk mereka, bukan orang ‘suruhan’. Kenapa?
Kalau orang suruhan, seperti member Vtube yang dibayar itu, bukanlah potensial buyers. Kemungkinan mereka membeli produk tersebut sangatlah kecil.
Mengapa orang memasang iklan di Google? Karena Google akan menampilkan iklan tersebut ke orang-orang yang ditargetkan oleh pengiklan. Kemudian akan muncul di banyak saluran, seperti website atau youtube yang bekerjasama dengan Google. Google hanya memberi komisi kepada website yang bekerjasama ini bukan kepada orang untuk menonton iklannya.
Iklan Google kemudian tampil tersebar di berbagai saluran. Si pemilik produk tentu ingin iklannya diklik dan/atau ditonton oleh orang yang memang berminat dengan produk tersebut. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan target audience di dalam bisnis periklanan.
Misanya jualan obat kuat, maka target yang bisa ditetapkan adalah orang yang mungkin berusia sekitar 40-50 tahun karena libido mereka sudah melemah.
Bisnis Iklan di Aplikasi Vtube
Bila menonton iklan di Vtube dibayar, artinya, tidak ada target audience disitu. Semua orang selama menjadi anggota Vtube bisa menonton iklan. Para member ini menonton iklan bukan karena ketertarikan dengan produk yang diiklankan, melainkan karena ingin dibayar. Jadi, potensi para member ini untuk membeli produk yang ada di iklan sangatlah kecil.
Lalu, apakah ada produk yang ingin diiklankan dengan cara seperti itu? Bisa rugi besar dong perusahaan yang beriklan dengan cara seperti itu. Dia harus bayar ke Vtube karena iklannya ditonton oleh orang. Di sisi lain, para penonton itu bukanlah potential buyers. Bukan calon pembeli, tapi orang yang disuruh menonton video supaya mendapatkan poin.
Kesimpulannya, jika perusahaan Vtube mengklaim bahwa mereka adalah bisnis periklanan, maka itu bohong besar. Model bisnis seperti ini sudah ada sebelumnya dan terbukti penipuan, yakni Klikshare dan Memiles (silahkan cari infonya di Google).
Tapi Vtube Bisa Membayar Membernya
Benarkah Vtube membayar membernya? Dari mana uang untuk membayar?
Uangnya tentu dari para member itu sendiri. Persis seperti KlikShare dan Memiles, member yang sudah mendaftar lebih dulu akan berpotensi mendapat keuntungan lebih besar ketimbang member yang mendaftar belakangan.
Dalam kasus yang sudah-sudah, uangnya juga berasal dari uang member yang upgrade membership.
Selanjutnya, keuntungan member lama akan diperoleh dari member baru yang melakukan upgrade membership.
Ketika mengupgrade membership tersebut, si member akan mendapat beberapa keuntungan, seperti poin per hari bertambah atau konversi poin per iklan bertambah sehingga ia akan semakin cepat mengumpulkan poin. Inilah yang biasanya (pancingan) akan membuat member gratis tertarik beralih ke member berbayar.
Apakah Vtube Penipu?
Vtube mengaku bahwa mereka menjalankan bisnis periklanan. Artinya, ada pemilik produk yang mengiklankan produk mereka di Vtube. Tetapi, jika dibandingkan dengan konsep bisnis iklan yang sebenarnya, skema Vtube jelas bertolak belakang.
Jadi, silahkan mengambil kesimpulan sendiri apakah Vtube ini bisnis penipuan? Lebih baik cermati sebelum Anda bergabung dan jadi korban.
Aplikasi Vtube Sudah Ada di Google PlayStore
Lah memang kenapa? Apakah dengan aplikasi Vtube itu sudah ada di PlayStore maka kita bisa percaya bahwa itu legal dan bukan penipuan? Aplikasi Memiles juga dulu ada di PlayStore, HIPO dan Give4Dream juga ada di sana. Tapi, ujung-ujungnya member kena tipu! Google PlayStore tidak melakukan screening apakah aplikasi tersebut penipuan atau bukan.
Tapi, ratingnya di Google PlayStore kok tinggi?.
Ketahuilah, saat ini sudah banyak jasa rating dan review bintang lima untuk aplikasi di Google PlayStore. Jaman sekarang tidak ada hal yang sulit. Yang sulit cari duit.
Katanya Gratis
Boleh saja gratis untuk jadi member. Tetapi bisa jadi gratis ini hanya jebakan batman.
Perlu diketahui bahwa di sistem Vtube, member tidak langsung mendapatkan uang setelah menonton iklan. Tapi, mereka akan diberi view poin (VP) sebagai reward dari menonton iklan tersebut. VP ini, katanya, bisa dicairkan menjadi uang meski belum ada bukti yang mengarah kesitu.
Tetapi, member gratis hanya akan mendapatkan sedikit VP per harinya dan hanya akan bertahan 40 hari. Selanjutnya, untuk bisa mendapatkan reward yang banyak, harus beli paket pakai VP.
Lalu, bagaimana cara mendapatkan uangnya?
Paket terendah di Vtube adalah bintang 1, di mana poin per hari yang bisa diperoleh adalah 0,3 poin jika sukses menyelesaikan misi di hari itu. Sedangkan 1 paket hanya berlaku selama 40 hari. Jadi, dalam 40 hari si member Bintang 1 akan memperoleh 0,3 x 40 = 12 poin.
Setelah 40 hari, paket tersebut sudah tidak bisa digunakan karena harus diperpanjang. Jika masih ingin bertahan di paket Bintang 1 maka harus membayar 10 poin untuk aktivasi paketnya. Jadi, 12 poin yang diperoleh di 40 hari pertama akan dipotong 10 poin sehingga hanya sisa 2 poin.
Berarti dalam 40 hari Anda hanya akan dapat, bersihnya, 2 poin. Jika Vtube menyatakan 1 poin setara 1 US$, maka Anda hanya memperoleh bersih US$ 2 dalam 40 hari alias Rp 30.000,- jika kursnya Rp 15.000 per US$ 1.
Upgrade Paket
Nah, untuk bisa mendapat poin lebih besar per harinya, para member diminta membeli paket lebih besar, bintang 2 dan seterusnya. Untuk mengupgrade paket ini, diperlukan biaya berupa VP yang tidak sedikit (contoh 100 poin untuk membeli paket bintang 2). Nah loh!
Padahal anda hanya mendapat 2 poin per 40 hari. Silahkan hitung sendiri berapa lama baru bisa membeli paket bintang 2 jika hanya mengandalkan perolehan poin dari paket bintang 1.
Tetapi, Vtube menawarkan cara yang lebih mudah untuk mengupgrade paket ke bintang 2 dan atasnya, yakni dengan membeli VP. Vtube juga menjual VP dengan harga yang tidak transparan, tetapi sepertinya mengikuti kurs US$.
Jadi, jika anda ingin membeli VP, maka Anda harus mengeluarkan uang Rp 15.000,- per 1 VP (jika kurs 1 US$ adalah Rp 15.000,-).
Artinya, untuk upgrade ke paket Bintang 2 member akan mengeluarkan Rp 15.000,- x 100 = Rp 1.500.000,- jika ingin upgrade paket secara instan.
Dengan kata lain, akhirnya dipaksa bayar juga toh? Demi bisa menghasilkan poin lebih besar per harinya.
Skema PONZI
Para member yang sudah mngupgrade paket dapat memperoleh VP lebih banyak per harinya. Ketika VP sudah menumpuk, kini saatnya untuk menjual VP tersebut. Sialnya, tidak ada jaminan perusahaan bakal membeli VP dari membernya.
Salah satu member mengklaim bahwa perusahaan hanya akan menggunakan 50% dari keuntungan perusahaan untuk membeli dari member yang menjual VP ke perusahaan. Informasi ini ada di video di Youtube yang membahas Exchange VP Vtube.
Artinya, tidak ada jaminan VP yang sudah menumpuk di akun member bisa diuangkan/dijual ke perusahaan. Oleh sebab itu, di dalam sistem Vtube, jual-beli VP antar member diperbolehkan, bahkan sangat disarankan. Di sinilah skema PONZI sistem Vtube muncul.
Para member lama yang sudah memiliki pengikut melalui kode referal mereka, akan sangat menyarankan member baru pengikutnya untuk mengupgrade paket. Dengan embel-embel mendapatkan VP lebih besar per harinya. Daripada membeli di perusahaan, para leader ini akan meminta pengikutnya untuk membeli VP kepada dirinya.
Artinya, member lama akan mendapatkan keuntungan, sementara member-member baru harus terus mencari cara untuk bisa mendapatkan pengikut melalui sistem afiliasi, yang muaranya adalah untuk menjual VP mereka.
Lalu bagaimana jika sudah tidak ada member baru? Jawabannya, zonk! Siapa yang mau membeli VP Anda?
Dari sini sudah jelas adanya skema PONZI di dalam sistem Vtube. Member lama akan mendapatkan keuntungan bersih ketika ada member baru dalam jumlah banyak. Tapi, pada akhirnya akan jenuh dan bubar. Sementara itu, member yang belakangan masuk, yang sudah terlanjur membeli poin ratusan ribu rupiah, atau bahkan jutaan, akan melongo.
Ketika sudah tidak ada member baru, si perusahaan biasanya menghilang, tutup, kabur, dan sebagainya. Itulah mengapa member belakangan akan melongo.
Menonton iklan dibayar itu hanya membuat kesan supaya ada aktivitas pekerjaan yang Anda lakukan untuk mendapat penghasilan. Tidak ada di dunia ini mendapatkan uang dengan cara sesimpel itu! Yang sebenarnya terjadi di bisnis Vtube adalah kirim-mengirim uang dari member baru ke member lama.
Orang yang masuk belakangan akan rugi karena mereka tidak bisa mendapatkan member baru. Padahal, ia sudah mengeluarkan biaya untuk mengupgrade keanggotaannya. Itulah yang akan selalu terjadi pada skema PONZI alias arisan berantai seperti Vtube.
Sumber: Infosriwijaya.com