Surumba.com - Masyarakat Buton Peduli Aspal Buton melayangkan petisi kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mendesak percepatan pemanfaatan cadangan Aspal Buton. Petisi itu dibacakan oleh mantan Penjabat Bupati Buton, Basiran, yang kini menjadi penggerak gerakan tersebut.
Dalam petisi yang dibacakan di Buton, Basiran menegaskan, perjuangan ini bukan hanya soal kepentingan Buton, melainkan kepentingan nasional.
“Aspal Buton bukan milik orang Buton saja, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia. Membiarkannya terkubur sama dengan mengkhianati amanat konstitusi Pasal 33 UUD 1945,” katanya dalam pembacaan petisi.
Menurut data yang mereka cantumkan, cadangan Aspal Buton mencapai 650 juta ton. Namun, pemanfaatannya selama ini belum sampai 5 persen. Di sisi lain, Indonesia setiap tahun menghabiskan triliunan rupiah untuk impor aspal. Basiran menyebut kondisi itu sebagai ironi sekaligus bukti lemahnya keberpihakan negara terhadap sumber daya sendiri.
Petisi yang dibacakan juga menyinggung langsung Presiden Prabowo Subianto. Mereka mempertanyakan apakah Prabowo berani mengangkat 95 persen potensi yang masih terkubur atau justru akan dikenang sebagai pemimpin yang membiarkan kekayaan nasional tidak dimanfaatkan.
Tuntutan utama dalam petisi adalah terwujudnya swasembada aspal pada 2030. Mereka menegaskan, hal ini tidak boleh hanya berhenti sebagai wacana di atas kertas, melainkan harus dijalankan secara konkret. Basiran menyebut Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton yang dibuat Kementerian Perindustrian harus segera diimplementasikan.
Masyarakat Buton juga menyinggung rencana pembangunan fasilitas hilirisasi yang akan dilakukan perusahaan Danantara dengan nilai investasi Rp1,49 triliun. Mereka menagih kejelasan karena dana tersebut disebut sudah tersedia.
Selain itu, mereka mendesak pemerintah mewajibkan penggunaan Aspal Buton untuk setiap proyek jalan nasional. Menurut mereka, hal itu akan memberi nilai tambah secara ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Apa gunanya bicara kemandirian, bila jalan-jalan kita tetap dipenuhi aspal impor?” kata Basiran.
Petisi tersebut juga mengangkat isu mafia impor aspal. Mereka menuding jaringan ini selama bertahun-tahun menikmati keuntungan triliunan rupiah dari ketergantungan impor, sementara masyarakat Buton hanya menjadi penonton di tanah sendiri. Masyarakat Peduli Aspal Buton menantang Presiden Prabowo untuk berani memutus rantai mafia impor yang disebut merugikan negara.
Dalam pernyataannya, Basiran mengakui bahwa suara masyarakat Buton sering dianggap kecil di Jakarta. Namun kali ini, ia memastikan gerakan ini akan diperluas. Petisi tersebut rencananya akan digalang hingga ditandatangani akademisi, organisasi masyarakat, aktivis, hingga diaspora, agar menjadi gelombang nasional.
“Aspal Buton adalah simbol harga diri bangsa. Membiarkannya tidak dimanfaatkan sama dengan menzalimi rakyat Buton,” tegas Basiran.
Ia menambahkan, perjuangan ini tidak akan berhenti di meja birokrasi. Petisi akan terus digulirkan dari Buton ke Jakarta, dari rakyat ke parlemen, hingga ke media massa.
Menurutnya, hilirisasi Aspal Buton bukan hanya pembangunan jalan, melainkan upaya membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan memulihkan martabat bangsa.
Basiran juga mengingatkan bahwa sejarah hanya memberi sedikit kesempatan bagi seorang pemimpin untuk dikenang.
“Jika Pak Prabowo berani mengeksekusi petisi ini, ia akan dikenang sebagai presiden yang menebus hutang sejarah terhadap rakyat Buton. Tetapi jika tidak, ia akan tercatat sebagai presiden yang menutup mata pada kekayaan sendiri demi kepentingan impor,” ujarnya.
Petisi itu juga memuat desakan agar pemerintah menerbitkan regulasi yang mewajibkan penggunaan Aspal Buton sebagai substitusi utama aspal impor. Tanpa payung hukum yang kuat, kata mereka, semua janji akan berakhir menjadi wacana kosong.
Gerakan ini, menurut Basiran, bukan hanya seruan lokal, tetapi gema nasional yang menagih janji kedaulatan.
“Sejarah mencatat, banyak pemimpin tumbang bukan karena musuh asing, tetapi karena mengabaikan rakyatnya sendiri,” katanya.
Masyarakat Buton Peduli Aspal Buton berharap Presiden Prabowo menjawab tuntutan ini dengan tindakan nyata, agar cita-cita swasembada aspal 2030 benar-benar terwujud. (Adm)