Penggunaan Aspal Buton Secara Nasional Terhambat Hasil Produksi

Uji gelar Aspal Buton. (Foto: Ist)

SURUMBA.com - Penggunaan Aspal Buton secara masif pada seluruh daerah di Indonesia tampaknya belum bisa terealisasi penuh di tahun 2021. Pasalnya, produksi yang dihasilkan belum mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi Pemanfaatan Aspal Buton melalui video conference yang diselenggarakan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rabu (November 4, 2020).

Berdasarkan data yang dipaparkan Asosiasi Pengembang Aspal Alam Buton Indonesia (ASPABI), rencana kebutuhan penggunaan aspal nasional mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2024 sebanyak 1,5 juta ton per tahun. Namun Aspal Buton belum dapat termanfaatkan secara maksimal akibat kurangnya produksi.

Olehnya, untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional terpaksa masih harus menggunakan aspal impor meski dengan cara dikurangi secara bertahap dari tahun ke tahun. Aspal Buton baru dapat termanfaatkan dengan maksimal nanti di tahun 2024.

"Kita harapkan sampai dengan tahun 2024 kita bisa mengurangi impor aspal," kata Ketua ASPABI kepada peserta rapat yang dipimpin Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Berikut data rencana pengurangan impor aspal minyak hingga tahun 2024 sebagaimana data ASPABI:

 

Untuk memenuhi permintaan Aspal Buton secara nasional, ASPABI sekarang tengah mengumpulkan surat komitmen dari seluruh anggota dan produsen Aspal Buton supaya meningkatkan kapasitas produksi.

Sesuai kebutuhan, angka komitmen produksi yang dibutuhkan per tahun harus sebesar 1,5 juta ton.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Mochamad Basoeki Hadimoeljono mengatakan, dalam membangun atau memelihara jalan pihaknya sudah sejak lama ingin menggunakan Aspal Buton. Namun yang diproduksi selama ini hanya sebagian kecil dari jumlah kebutuhan nasional.

Olehnya itu, dia menyarankan agar produksi Aspal Buton dapat ditingkatkan dalam skala besar. Pihaknya pasti akan menggunakan produk dalam negeri tersebut.

"Kalau ada produksi pasti kami akan manfaatkan," katanya.

Mendengar pernyataan Menteri PUPR ini, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, langsung mempertegas kembali komitmen ASPABI. Produski Aspal Buton harus ditingkatkan supaya mengurangi aspal impor.

"Bisa nda ini terpenuhi, jangan hanya komitmen-komitmen doang. Pak Basoeki sudah siap menggunakan padahal kalian nda bisa produksi," tegas Luhut.

"Iya pak, kita tetap berusaha," jawab Ketua ASPABI.

Sebelumnya kepada Luhut Binsar Pandjaitan, Bupati Buton La Bakry mengatakan, sesungguhnya sesuai kapasitas permintaan, produksi Aspal Buton bisa ditingkatkan. Hanya saja selama ini belum dibutuhkan dalam jumlah besar, kecuali yang di ekspor PT Wika Bitumen.

Namun bila memang sudah dibutuhkan nasional, produksi Aspal Buton bisa ditingkatkan dengan cara memanggil seluruh pemegang IUP agar meningkatkan produksinya. Dia sudah menghubungi tim teknis di Surabaya terkait kesiapan pemenuhan kebutuhan nasional.

"Saya tadi barusan bicara dengan tim teknis di Surabaya. Jika secara nasional dibutuhkan CPHMA (Cold Paving Hot Mix Asbuton), tim teknis sudah siap untuk memenuhi seluruh kebutuhan nasional," katanya.

Sebagaimana undangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, turut menjadi peserta rapat koordinasi Koordinasi Pemanfaatan Aspal Buton melalui video conference yakni:

  1. Menteri PUPR;
  2. Menteri ESDM;
  3. Menteri LHK;
  4. Menteri Perindustrian;
  5. Menteri Dalam Negeri;
  6. Menteri Desa, PDT;
  7. Menteri BUMN;
  8. Gubernur Sulawesi Tenggara;
  9. Bupati Buton;
  10. Direktur Jenderal Bina Marga, Kemen PUPR;
  11. Direktur Jenderal KPAII, Kemenperin;
  12. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Kemenperin;
  13. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, KESDM;
  14. Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kemendagri;
  15. Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendesa;
  16. Penasihat Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Bidang Informasi dan Teknologi;
  17. Direktur Utama PT Pertamina (Persero);
  18. Direktur Utama PT Wijaya Karya Bitumen;
  19. Presiden Direktur PT Astra International Tbk;
  20. Direktur Utama PT Olah Bumi Mandiri;
  21. Direktur Utama PT Putindo Bintech;
  22. Direktur Utama PT Kartika Prima Abadi;
  23. Direktur Utama PT Aspindo Mutual;
  24. Direktur Utama PT Summitama Intinusa;
  25. GM Pertamina MOR V;
  26. Ketua ASPABI;

Bagikan:

ARTIKEL TERKAIT

POPULER

Lubang Lama, Dalih Baru: TPP ASN Buton Dua Tahun Berturut Jadi Korban Adm 05-06-2025 | 11:39AM