Oleh : La Ode Abdul Zainuddin Napa
Saya di setiap banyak kesempatan termasuk pernah menulis di media sosial bahwa prediksi terbaik untuk melihat gambaran masa depan, lihatlah perilaku politik masa lalunya. Tanyakan bagaimana masa lalunya untuk meramalkan perilaku politik masa depannya. Jika masa lalunya tidak ada apa-apa, maka perilaku politik masa depannya akan menjadi beban masyarakat. Mungkin dialah yang sesungguhnya perampok negeri itu.
Bila merefleksi perilaku budaya pemimpin di Buton dari masa ke masa, masyarakat Buton selama ini hanya menjadi objek pembungunan dan belum tampil sepenuhnya sebagai subjek. Hal ini sangat nampak sekali bila dilihat secara makro berdasarkan evaluasi laporan khususnya di akhir masa kepemimpinan La Bakry yang mana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton hanya mencapai 2,62 persen. Namun setelah masuk Basiran sebagai Pj Bupati Buton, selama satu tahun ekonomi Kabupaten Buton mampu didorong tumbuh sebesar 5,74 persen. Kenaikan ini terjadi karena semua sektor digerakan, kedisiplinan aparatur birokrasi berjalan normal, termasuk diskusi untuk mendapat masukan dari masyarakat cukup meningkat.
Namun apa yang telah dinaikan Basiran itu bila dibanding dengan kepemimpinan saat ini sangat nampak menurun. Indikator ekonomi makro menggambarkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, padahal jelang pelaksanaan Pilcaleg uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi, tapi tidak mempengaruhi kesejahteraan karena semua berdasarkan konsumtif.
Belum lagi dukungan bantuan sosial pemerintah baik melalui pasar murah, bantuan lansia, maupun PKH yang dikomandoi oleh Caleg partai tertentu.
Kita sadari sepenuhnya bahwa pergerakan ekonomi kita sangat tergantung dari ketepatan penyusunan APBD, seberapa besar perbandingan belanja modal untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi, dibanding dengan belanja rutin yang kadang tidak tepat sasaran dan cenderung pemborosan. Sehingga jangan heran kenapa ekonomi tidak bergerak.
Hari ini, Kementrian Dalam Negeri sedang mengevaluasi laporan kinerja triwulan ke 2, Mustari sebagai Pj Bupati Buton. Apakah pertumbuhan ekonomi masih mampu dipertahankan seperti pertumbuahan ekonomi akhir masa kepemimpinan Basiran? Kalau saya lihat kenyataannya mungkin akan menurun dratis, karena saat ini sudah memasuk bulan Maret yangmana sebentar lagi memasuki bulan puasa dan lebaran, sementara belum ada pergerakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saya khawatir belanja modal sudah menjadi ajang transaksional untuk memenuhi kepentingan politik tertentu.
Olehnya itu menjelang Pilkada 2024, carilah pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan, punya pengalaman yang memadai, serius mengurus negeri ini. Bukan pemimpin yang hobi politik berpoligami, yang malahan berniat meninggalkan daerah ini setelah menurunnya pertumbuhan ekonomi dan setelah menghimpun modal untuk berpindah di lain hati.
Semoga kita masih berakal sehat dalam menentukan pemimpin masa depan dan terhindar dari sifat parasit yang hinggap di ranting yang lapuk.