SURUMBA.com - Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Selatan (Busel) dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah terus diwujud. Salah satunya dengan merencanakan pembangunan Bandara Udara Cargo dan Pariwisata di Pulau Kadatua.
Sebagai langkah awal, Pemkab Busel sudah merampungkan laporan hasil studi kelayakan atas pembangunan bandara tersebut.
Studi kelayakan ini dilatarbelakangi oleh wilayah Kepulauan Buton dan Muna yang terdiri dari delapan kabupaten, dimana Busel sendiri memiliki potensi kelautan perikanan tangkap cukup besar namun belum terkelola secara optimal akibat terkendala pengangkutan ke sentra-sentra pemasaran.
Dalam memasarkan hasil alam, Busel selama ini masih mengandalkan transportasi laut di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau. Bandara perintis di Betoambari Babau juga ada, namun dipakai untuk mengangkut orang. Olehnya untuk pengembangan ekonomi, Busel membutuhkan infrastruktur transportasi udara.
Inilah yang menjadi dasar Pemkab Busel menginisiasi pembangunan Bandar Udara Cargo di Pulau Kadatua melalui studi kelayakan.
Tujuan studi kelayakan adalah mengidentifikasi lokasi yang berpotensi untuk bandara, mengidentifikasi aspek teknis, ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya sebagai parameter dalam menetapkan kelayakan pengembangan bandara serta menganalisis kelayakan lokasi dari aspek teknis, ekonomi, sosial budaya untuk menetapkan tingkat kelayakan pengembangan bandara.
Secara umum, laporan akhir studi kelayakan ini berisi tentang prakiraan permintaan yang terdiri dari prakiraan pergerakan angkutan ikan dan prakiraan pergerakan penumpang. Kemudian kebutuhan fasilitas bandara yang mencakup data pesawat rencana, data arah angin stasiun Meteorologi Baubau, data kecepatan angin, dan peta orientasi transportasi udara wilayah Buton induk.
Selanjutnya, rencana anggaran biaya yang dibagi dalam dua tahap pembangunan dengan usulan dua lokasi masing-masing lokasi I dengan estimasi biaya konstruksi Rp524,1 miliar dan lokasi II Rp468,7 miliar, kemudian kajian kelayakan yang berisi kondisi topografi, tata guna lahan, kelayakan pengembangan wilayah yang telah bersesuaian dengan RTRW Nasional, RTRW Sultra, RTRW Busel, Sitranas, Tatrawil Sultra, Tatralok Buton Selatan, kebijakan daerah rawan bencana, dan rencana induk nasional bandar udara, serta berisi kelayakan ekonomi yang akan menjadi harapan atau proyeksi optimis Pemkab Busel mengenai potensi daerah yang ada.
Nilai kelayakan ekonomi pembangunan bandara cargo ini dijelaskan berturut-turut mulai dari analisis kondisi sosial ekonomi yang terdiri dari hasil survey sosial ekonomi, potensi perikanan, potensi pariwisata dan hubungannya dengan kabupaten lain di Sultra, produk unggulan lokal, persepsi masyarakat, kelayakan teknis pembangunan, kelayakan operasional, dan kelayakan lingkungan.
Berdasarkan hasil kajian melalui evaluasi lokasi alternatif maka, lokasi terpilih ditetapkan. Hasil penilaian kelayakan menunjukkan lokasi rencana bandar udara yang direkomendasikan adalah Desa Uwemaasi, Kecamatan Kadatua. (Kominfo Busel)