SURUMBA.com - Mimpi besar Bupati Buton, La Bakry, bersama Wakilnya, Iis Elianti, untuk menjadikan Buton sebagai kawasan bisnis terdapan bukan lagi sebatas asa.
Visi besar itu kini mulai nyata setelah sekian lama perjuangan menjadikan aspal Buton sebagai primadona di negeri sendiri mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.
Aspal Buton yang sudah puluh tahun "mati suri," sekarang dianggap mampu menyelamatkan puluhan triliun devisa negara. Apalagi hanya untuk mensejahterakan masyarakat Buton dan Kepulauan Buton secara umum.

Bangkitnya aspal Buton yang menjadi daya tarik luar biasa tentu tidak terlepas dari upaya dan perjuangan Bupati Buton, La Bakry, sebagaimana melanjutkan visi-misi sewaktu bersama Samsu Umar Abdul Samiun sebagai Bupati Buton, yakni menjadikan Buton sebagai kawasan bisnis dan budaya terdepan.
Berkaitan dengan budaya, di era La Bakry hampir tak diragukan lagi. Kalau bukan karena pandemi Covid-19, pagelaran Festival Pesona Budaya Tua Buton tak ada yang bisa hentikan. Berhenti pun, tak lantas membuat aliran dana dari pusat ikut terhenti pula.
Pemerintah pusat hingga sekarang terus mengucurkan miliaran DAK untuk menyokong wisata budaya di Buton. Hal itu sebagai wujud dari kepercayaan pusat atas konsistensi Pemkab Buton dalam membangun budaya.

Kendati belum sepenuhnya, namun berkaitan dengan budaya tak diragukan lagi. Yang harus diwujudkan La Bakry sekarang adalah bagaimana Buton menjadi kawasan bisnis.
Upaya menjadikan Buton sebagai kawasan bisnis tentu bukan hanya isapan jempol belaka. Tapi La Bakry tahu bahwa Buton memiliki kekayaan alam yang melimpah. Tinggal bagaimana meyakinkan investor dan merebut perhatian kebijakan pemerintah pusat.
Perjuangan La Bakry kini telah nampak. Kawasan bisnis itu sudah di depan mata setelah datangnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia, meninjau pabrik aspal Buton milik PT Kartika Prima Abadi di Desa Suandala, Kecamatan Lasalimu, Minggu (Februari 28, 2021).

Ketika itu, Bahlil Lahadalia geleng-geleng kepala setelah melihat potensi aspal alam yang dimiliki Buton. Buton sebagai penghasil aspal terbesar di dunia langsung dia saksikan sendiri.
Bahlil dalam konferensi persnya menyatakan, kedatangannya di Tanah Buton merupakan tindak lanjut dari visi Presiden RI Joko Widodo terkait transformasi ekonomi. Salah satu yang harus diwujudkan ialah mengoptimalkan pengolahan sumber daya alam. Peninjauan pabrik aspal milik PT Kartika Prima Abadi (KPA) merupakan bagian dari itu.
Dia menjelaskan, dengan dioptimalkannya pengelolaan aspal Buton dapat menghemat devisa negara hingga Rp46 triliun pada lima tahun mendatang. Bahkan untuk tahun ini saja, aspal Buton sudah dapat menghemat devisa triliuan rupiah jika PT KPA berhasil menutup separuh kerang impor dengan 100 ribu ton produksi aspal Buton.

Sebagai bukti kepercayaan pemerintah pusat atas penghematan devisa negara dari aspal Buton, Kepala BKPM ketika itu langsung menyerahkan SK Tax Holiday kepada PT KPA dengan harapan harus melibatkan pengusaha daerah dalam proses pengelolaannya.
“Saya berharap dengan diberikannya fasilitas Tax Holiday dan perizinan yang lain, perusahaan mampu meningkatkan produksinya dan melibatkan pengusaha daerah. Inilah yang namanya kolaborasi,” ucap Bahlil Lahadalia yang juga putera Buton ini.
Di tempat yang sama, Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengungkapkan apresiasinya atas perhatian Kepala BKPM.
“Saya memberikan apresiasi kepada Kepala BKPM yang datang untuk memastikan dan melihat langsung perusahaan aspal Buton. Mudah-mudahan ini berdaya guna potensi, sumber daya luar biasa yang dikelola secara profesional,” kata Ali Mazi.

Sementara itu Bupati Buton, La Bakry, sangat mengapresiasi dukungan Presiden RI Joko Widodo dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam mendorong industri aspal Buton guna menekan impor aspal minyak.
Bupati Buton berharap, aspal Buton ke depan dapat menjadi primadona di negeri sendiri karena begitu melimpahnya kandungan aspal alam yang dimiliki mencapai 750 juta ton. Ini dapat digunakan sebesar-besarnya untuk menghemat devisa negara dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Buton itu sendiri.
Selain itu, menurut Ketua DPD II Partai Golkar Buton ini, dengan berkembangnya industri aspal Buton akan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya. Pengangguran dengan sendirinya berkurang. Olehnya, dia mengharapkan doa dan dukungan seluruh masyarakat kiranya cita-cita besar menjadikan Buton sebagai kawasan bisnis dapat tercapai.

Lebih lanjut, mantan akademisi ini berkomitmen untuk mempermudah investasi yang masuk di Kabupaten Buton.
"Kami berkomitmen akan mengamankan dan mempermudah investasi yang masuk ke Buton. Tidak hanya aspal, kami juga ada nikel, mangan dan rencana pembangunan Buton Industrial Park ke depan. Semoga masyarakat Buton dapat menikmati hasil investasi dan industri yang menyesuaikan tuntutan Indonesia pada masa yang akan datang," jelas Bupati Buton.
Tak lupa pada kesempatan ini, Bupati berharap investor lokal atau pengusaha daerah juga diberikan kemudahan dalam berinvestasi dan mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat, salah satunya BKPM guna memenuhi suplay aspal secara nasional.

Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Kabupaten Buton tahun 2020 terdapat total 16 proyek, yang terdiri dari 5 proyek PMA dan 11 proyek dari PMDN. Nilai investasi keseluruhan proyek ini adalah sebesar Rp2,8 miliar.
Buton sejak lama diketahui memiliki potensi sumber daya alamnya, khususnya aspal. Namun pengelolaannya belum berjalan dengan optimal. PT Kartika Prima Abadi menggunakan teknologi pemurnian aspal dengan kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun. Perusahaan menggunakan bahan baku aspal Buton yang disebut “asbuton” dengan kadar bitumen 20-30%. Nilai investasi pada tahap I mencapai Rp358 miliar.
"Ini adalah definisi terbaik dari dukungan dan kerja sama pemerintah dan swasta. BKPM tidak hanya melihat investasi dari luar (PMA), tetapi juga dari dalam (PMDN)," ucap Irwan Hermanto selaku Direktur Utama PT KPA.

Realisasi investasi di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2020 mencapai Rp21,13 triliun yang didominasi oleh PMA. Dari hasil investasi ini, telah menyerap tenaga kerja sekitar 6.183 orang.
Berdasarkan sektor investasi, bidang usaha yang paling diminati di Sulawesi Tenggara adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya. Lalu diposisi kedua adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi, dan posisi ketiga adalah Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan.
Untuk diketahui, rangkaian kunjungan kerja Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Pulau Buton, bertandan di Rujab Walikota Baubau, dua Pabrik pengolahan aspal Buton yaitu PT Kartika Prima Abadi, PT Karya Buana Buton, serta menyempatkan diri menghadiri ramah tamah di Rujab Bupati Buton, “Malige Daonawajo" di Pasarwajo.

Kedatangan pejabat pusat tersebut didampingi Deputi Pelayanan Achmad Idrus, Staf Ahli Bidang Hubla Robert Leonard, Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas Aries I, Staf Khusus Bidang Ekonomi Eka Sastra, Direktur Pelayanan Fasilitas Iwan Suryana, Juru Bicara BKPM Tina Talisa serta Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H Maming. (man)