Pemkab Buton Didesak Copot Kapus Lawele, Evaluasi Kinerja Plt Kadis Kesehatan

Massa Alpemas diterima Asisten I Setda Buton, Alimani. (Foto: SURUMBA.com)

SURUMBA.com - Kompleks Perkantoran Takawa, Pusat Pemerintahan Kabupaten Buton, kembali didatangi pengunjuk rasa, Kamis (Juni 17, 2021).

Unjuk rasa kali ini datang dari Aliansi Pemerihati Masyarakat (Alpemas) Buton sebagai buntut dari meninggalnya Ketua Karang Taruna Desa Waoleona, Hartoyo, yang diduga tidak mendapatkan pelayanan kesehatan baik dari Puskemas Lawele, Kecamatan Lasalimu.

Atas itu, Alpemas dalam tuntutannya mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton agar segera mencopot Kepala Puskemas (Kapus) Lawele, Nuriana.

Nuriani harus dicopot dari jabatannya karena dianggap menghianati amanah Pemkab Buton. Tugasnya sebagai abdi masyarakat tidak dijalankan dengan baik hingga menyebabkan hilangnya nyawa orang.

Selain itu, Alpemas juga meminta Pemkab Buton agar mengevaluasi kinerja Plt Kepala Dinas Kesehatan, H Djufri. Pasalnya, Djufri dinilai telah melegitimasi pelayanan buruk Puskemas Lawele.

Menurut salah seorang massa Alpemas, unjuk rasa sebenarnya tidak perlu dilakukan bila tuntutan pihaknya sewaktu pertemuan di Desa Waoleona diamini oleh H Djufri.

Namun bukannya membela masyarakat, tiga besar dari hasil lelang Calon Kepala Dinkes ini malah memutuskan hal yang menyakiti hati masyarakat.

Atas nama manusia tak luput dari keselahan menjadi tameng H Djufri untuk terus mempertahankan Kapus Lawele. "Mungkin karena bukan keluarganya yang diperlakukan seperti itu," ucapnya.

Unjuk rasa Alpemas sempat diwarnai persitegangan dengan aparat Kepolisian.

Persitegangan ini terjadi di dalam Kantor Dinkes saat massa menorobos masuk untuk menemui H Djufri.

Namun karena H Djufri sedang tidak berada di kantor, massa Alpemas kemudian keluar dan lanjut orasi di depan Kantor Bupati Buton, yang selanjutnya dipersilahkan masuk menyampaikan tuntutan kepada Asisten I, Alimani.

Mewakili Bupati Buton, Alimani mengatakan menerima apa yang menjadi tuntutan Alpemas. Hal ini akan diteruskan kepada Bupati Buton, La Bakry, sebagai bahan pengambilan keputusan.

Diberitakan sebelumnya, duka mendalam datang dari keluarga besar Karang Taruna Kabupaten Buton. Anggotanya, Hartoyo, Ketua Karang Taruna Desa Waoleona, Kecamatan Lasalimu, tutup usia di RSUD Baubau, Minggu (Mei 16, 2021) lalu.

Mendiang Hartoyo sebelum meninggal di RSUD Baubau sempat dilarikan ke Puskemas Lawele, Lasalimu. Namun mulai sekitar pukul 09.00 - 15.00 Wita, tak ada Paramedis yang melayani. Pasien terbiarkan dalam kondisi kritis selama berjam-jam.

Bahkan ironinya, untuk mendapatkan surat rujukan saja pihak keluarga sendiri yang harus mencari pegawai Puskemas di rumahnya masing-masing. Itupun juga nanti sekitar 7 jam baru ada keputusan dirujuk ke RSUD Baubau. SOP siap melayani 24 jam hanya menjadi simbol.

"Keluarga korban harus mencari dulu pehawai puskemas Lawele agar dilayani lebih lanjut, akan tetapi setelah ada pegawai puskesmas kurang lebih dari jam 9 pagi sampai dengan jam 3 sore diduga pasien tersebut tidak diberikan keputusan dari puskesmas agar dirujuk RS Baubau," kata Sahrul, Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Waoleona (HIPPMAWA) dikutip dari triaspolitika.id.

Derita keluarga Mendiang Hartoyo belum terhenti setelah mendapat rujukan. Mereka kembali diperhadapkan dengan masalah kendaraan. Keluarga terpaksa harus mencari mobil sendiri untuk mengantar pasien ke RSUD Baubau.

Mobil Ambulance di Puskemas itu tak ditau ke mana, namun informasinya, pihak Puskemas memang tak bersedia untuk turut melakukan pendampingan hingga ke RSUD Baubau.

Ketua HIPPMAWA, Sahrul, sangat menyayangkan peristiwa ini. Menurutnya, fasilitas pelayanan di Puskemas Lawele harusnya dapat terpenuhi dengan baik. Sebab akibat yang ditimbulkan sangat merugikan masyarakat. Nyawa taruhannya sebagaimana dialami Almarhum Hartoyo. Kisahnya berakhir setibanya di UGD RSUD Baubau.

"Tentu ini tidak bisa kita pungkiri ini adalah ajal seseorang, namun yang perlu dicatat bahwa sebelumnya ia tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal oleh petugas di puskemas tersebut dan ini sudah kesekian kalinya, puncaknya meninggalnya Ketua Karangtaruna Desa kami, desa Waoleona," ujarnya. (man)

Bagikan:

ARTIKEL TERKAIT

POPULER

Lubang Lama, Dalih Baru: TPP ASN Buton Dua Tahun Berturut Jadi Korban Adm 05-06-2025 | 11:39AM