Diduga Tak Dapat Pelayanan Medis, Ketua Karang Taruna Waoleona Meninggal Dunia

Ilustrasi. (Ist)

SURUMBA.com - Duka mendalam datang dari keluarga besar Karang Taruna Kabupaten Buton. Anggotanya, Hartoyo, Ketua Karang Taruna Desa Waoleona, Kecamatan Lasalimu, tutup usia di RSUD Baubau, Minggu (Mei 16, 2021) lalu.

Mendiang Hartoyo sebelum meninggal di RSUD Baubau sempat dilarikan ke Puskemas Lawele, Lasalimu. Namun mulai sekitar pukul 09.00 - 15.00 Wita, tak ada Paramedis yang melayani. Pasien terbiarkan dalam kondisi kritis selama berjam-jam.

Bahkan ironinya, untuk mendapatkan surat rujukan saja pihak keluarga sendiri yang harus mencari pegawai Puskemas di rumahnya masing-masing. Itupun juga nanti sekitar 7 jam baru ada keputusan dirujuk ke RSUD Baubau. SOP siap melayani 24 jam hanya menjadi simbol.

"Keluarga korban harus mencari dulu pehawai puskemas Lawele agar dilayani lebih lanjut, akan tetapi setelah ada pegawai puskesmas kurang lebih dari jam 9 pagi sampai dengan jam 3 sore diduga pasien tersebut tidak diberikan keputusan dari puskesmas agar dirujuk RS Baubau," kata Sahrul, Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Waoleona (HIPPMAWA) dikutip dari triaspolitika.id.

Derita keluarga Mendiang Hartoyo belum terhenti setelah mendapat rujukan. Mereka kembali diperhadapkan dengan masalah kendaraan. Keluarga terpaksa harus mencari mobil sendiri untuk mengantar pasien ke RSUD Baubau.

Mobil Ambulance di Puskemas itu tak ditau ke mana, namun informasinya, pihak Puskemas memang tak bersedia untuk turut melakukan pendampingan hingga ke RSUD Baubau.

Ketua HIPPMAWA, Sahrul, sangat menyayangkan peristiwa ini. Menurutnya, fasilitas pelayanan di Puskemas Lawele harusnya dapat terpenuhi dengan baik. Sebab akibat yang ditimbulkan sangat merugikan masyarakat. Nyawa taruhannya sebagaimana dialami Almarhum Hartoyo. Kisahnya berakhir setibanya di UGD RSUD Baubau.

"Tentu ini tidak bisa kita pungkiri ini adalah ajal seseorang, namun yang perlu dicatat bahwa sebelumnya ia tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal oleh petugas di puskemas tersebut dan ini sudah kesekian kalinya, puncaknya meninggalnya Ketua Karangtaruna Desa kami, desa Waoleona," ujarnya.

Sahrul mengaku, ulah dari Puskemas Lawele sempat diadukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buton dalam pertemuan di Kantor Desa Waoleona pada 25 Mei lalu.

Pihaknya mendesak Plt Kepala Dinkes Buton, H Djufri, agar mengevaluasi kinerja Kepala Puskemas Lawele. Bahkan bila perlu dimutasi karena pelayanannya dinilai buruk.

Namun apa yang menjadi tuntutan HIPPMAWA tersebut tidak tidak disanggupi H Djufri. Manusia tak luput dari kesalahan menjadi tamengnya. Lalai dalam tugas terselamatkan oleh alasan ini. Kepala Puskemas Lawele masih terus diberi kesempatan untuk menjabat.

"Belum adanya keputusan penggantian Kepala Puskemas, tentu itu membakar hati kami, sebab itu sama saja membiarkan kapus itu melakukan kesalahan yang kedua kalinya baru dipindahkan," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kabupaten Buton, Nanang Lakaungge, mengaku baru mengetahui kejadian ini setelah dihubungi wartawan.

Atas nama Keluarga Besar Karang Taruna Kabupaten Buton, Nanang mengucapkan duka cita yang mendalam atas berpulangnya ke Rahmatullah Ketua Karang Taruna Desa Waoleona, Hartoyo.

"Keluarga Besar Karang Taruna Kabupaten Buton turut berduka cita atas meninggalnya saudara kami Ketua Karang Taruna Desa Waoleona. Semoga amal ibadah Almahrum diterima di sisiNya. Aamiin," ucap Nanang.

Mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini mengimbau kepada seluruh anggota Karang Taruna di Kabupaten Buton untuk mendoakan Almarhum. Beri dukungan moril keluarganya agar selalu tabah menerima ujian yang diberikan.

Terlepas dari ajal seseorang, Nanang mengaku sangat menyayangkan informasi tentang buruknya pelayanan Puskemas Lawele. Sebab bila hal itu benar, maka pantas untuk dituntut secara hukum.

Nanang yang berlatar belakang sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) mengaku tahu betul bagaimana manajemen pelayanan di Puskemas. Meski tanggal 16 Mei 2020 lalu itu merupakan hari libur, namun pelayanan tidaklah boleh putus. Sebab masalah kesehatan erat kaitannya dengan nyawa orang.

Menurut dia, apa yang terjadi di Puskemas Lawele harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Buton. Soal evaluasi kinerja, mutasi dan sebaginya merupakan hal lain. Namun paling pentingnya adalah bagaimana supaya kejadian seperti dialami Almarhum Hartoyo tidak terulang kembali. (man)

Bagikan:

ARTIKEL TERKAIT

POPULER

Bupati Buton Hadiri Entry Meeting Pemeriksaan LKPD 2024, Fokus pada Transparansi dan Dampak Nyata Adm 17-04-2025 | 11:55AM