SURUMBA.com - Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, kini tergolong sebagai salah satu daerah tanggap darurat Covid-19 di Indonesia. Dari 114.596 penduduk (update tahun 2018), 155 di antaranya telah di swab test dan hasilnya 53 positif.
Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Buton, dr Hayun mengatakan, pihaknya hingga sekarang lagi belum melakukan pengambilan sampel swab terbaru. Upaya yang dilakukan sementara ini masih berupa pelacakan terutama terhadap orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien positif.
Dia mengungkapkan, klaster 14 orang positif baru, Selasa 30 Juni 2020, sebagian besar berasal dari kontak erat dengan pasien positif sebelumnya. Sementara beberapa sisanya sporadis.
Olehnya itu, menurut Hayun, strategi yang dapat digunakan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Buton adalah dengan cara 3T (testing, tracing, dan therapy).
Testing dimaksudkan sebagai pengambilan sampel swab secara masif untuk diperiksa. Sedangkan tracing berupa penelusuran riwayat kontak, dan therapy bersifat penanganan termasuk yang paling penting melakukan karantina.
Dikatakan, kondisi umum pasien terkonfirmasi positif sekarang dalam keadaan baik. Namun bila tidak di karantina dan dibiarkan berkeliaran, maka potensi penularan ke orang lain akan semakin makin banyak.
Begitu pula dengan orang yang tampak sehat dan berkeliaran di luar sekarang. Tak ada yang dapat menjamin bahwa mereka negatif. Nah, untuk membuktikan positif atau negatif, caranya di testing.
"Jadi yang pertama kita lakukan adalah testing sebanyak-banyaknya orang-orang tanpa gejala yang berkeliaran di luar sana. Apakah mereka positif atau tidak, hasil swab yang menenutkan," ujar Hayun dalam konferensi pers di Kantor Bupati Buton, Senin 30 Juni 2020.
Dia mengakui bahwa penerapan 3T sudah pasti menimbulkan ledakan jumlah positif. Tapi hal ini bukan berarti sebagai gagalnya kinerja tim gugus tugas. Namun jalur pintas dari kinerja penanganan Covid-19 adalah menerapkan 3T.
"Kalau kita ingin tidak ada kasus, jangan kita lakukan tes, jangan kita lakukan pelacakan. Tapi itu sangat berbahaya karena boleh jadi orang-orang yang berkeliaran itu sebenarnya positif dan mereka dapat menulari orang-orang di sekitarnya," ucapnya.
3T kini sedang diterapkan di Kabupaten Buton. Tapi banyaknya masyarakat yang menolak untuk di testing menjadi kendala tim gugus tugas.
"Tapi Alhamdulillah yang melakukan penolakan ini mereka mau mengikuti aturan untuk isolasi mandiri," katanya. (adm)